STRUKTUR
KEPRIBADIAN
Menurut
freud,kehidupan jiwa memiliki 3 tingkat kesadaran,yakni sadar (conscious),
prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Pada tahun 1923 freud
mengenalkan 3 unsur kesadaran yakni id, ego, dan superego yang merupakan
pelengkap/penyempurna dari struktur lama.
a. Sadar (conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal
yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja
dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan, dan ingatan) yang masuk ke
kesadaran. Isi daerah sadar itu merupakan hasil proses penyaringan yang diatur
oleh stimulasi atau cue-eksternal. Isi – isi kesadaran itu hanya bertahan dalam
waktu yang singkat di daerah sadar.
b. Prasadar (preconscious)
Disebut
juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi
jempatan antar sadar dan taksadar. Isi dari preconscious berasal dari conscious
dan unconscious.
c. Taksadar (unconscious)
Bagian
dari pikiran yang tidak kita sadari dan tidak dapat kita sadari kecuali dalam
kondisi khusus. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drivers yang
dibawa dari lahir, dan pengalaman trumatik. Isi ketidaksadaran itu memiliki
kecendrungan kuat untuk bertahan terus dalam ketidaksadaran, pengaruhnya dalam
mengatur tingkahlaku sangat kuat namun tetap tidak disadari.
ü The Id
Id
adalah system kepribadian asli , dibawa sejak lahir. Dari id ini kemungkinan
akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologik
yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi
dalam daerah taksadar, mewakili subjektifitas yang tak pernah disadari
sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan
energy psikis yang digunakan untuk mengoperasikan system dari struktur
kepribadian lainnya.
ü The Ego
Ego
berkembang dari id agar orang mampu menangani realita, sehingga ego beroperasi
mengikuti prinsip realita, usaha memperoleh kepuasan yang dituntut id dengan mencegah
terjadinya tegangan baru/menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata –
nyata dapat memuaskan kebutuhan.
ü The Superego
Superego
adalah kekuatan moral dan etika dari kepribadian, yang beroperasi memakai
prinsip idealistic sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistic
dari ego. Superego berkembang dari ego, dan seperti dia tidak mempunyai energi sendiri. Saman dengan ego dan superego
beroperasi di tiga daerah kesadaran.namun berbeda dengan ego, dia tidak
mempunyai kontak dengan dunia luar sehingga kebutuhan kesempurnaan yang
diperjuangkan tidak realistic dalam memperjuangkan kenikmatan.
DINAMIKA KEPRIBADIAN
A. Insting
sebagai Energi Psikis
Insting adalah
perwujudan psikologik dari kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan. Insting
lapar -> kebutuhan tubuh yang kekurangan nutrisi. Energi insting dijelaskan
menjadi :
1.
Sumber
insting -> kondisi jasmaniah/kebutuhan. Sumber insing bersifat konstan.
Tubuh menuntut keadaan yang seimbang terus menerus, jika tidak seimbang maka
akan merasakan lapar.
2.
Tujuan
Insting -> Memperoleh keseimbangan.
Freud memandang insting sebagai pemicu tegangan, dan id, ego, superego
sebagai pemicu tegangan.
3.
Obyek
insting -> segala sesuatu yang menjembatani kebutuhan yang timbul dengan pemenuhannya.
4.
Daya
dorong insting -> kekuatan keinginan berbeda-beda setiap waktu. Misal, insting lapar dari orang yang seharian
tidak makan berbeda dengan insting lapar dari orang yang makannya teratur
B.
Jenis-jenis Insting
1.
Insting Hidup dan Insting
Seks
Insting
hidup disebut juga dengan eros , yaitu dorongan yang menjamin
survival dan reproduksi, seperti lapar, haus, dan seks. Enerji yang dipakai
oleh insting hidup dosebut libido. Kemudian insting seks bukan
hanya tentang kenikmatan organ seksual tapi berhubungan dengan kepuasan dari
bagian tubuh lain yang disebut dengan daerah erogen. Freud mengemukakan semua
aktivitas yang memberi kenikmatan dapat dilacak hubungannya dengan insting
seksual.
Narkisisme -> cinta kepada diri sendiri,
sehingga cinta yang dibarengi kecenderungan narkisme menjadi mementingkan diri
sendiri
Narkisisme primer -> perhatian yang tertuju
pada dirinya sendiri, libido ditujukan pada ego yang berati memperoleh kepuasan
mengenal dirinya sendiri (waktu : sepanjang usia bayi)
Narkisisme sekunder
-> perhatian
tertuju pada dunia luar, libido narkisme primer berubah menjadi libido narkisme
obyek, usia pubertas sering perhatian tertuju
pada tampang dan interes dirinya sendiri.
2.
Insting Mati
Insting mati disebut juga dengan thanatos,bekerja
secara sembunyi sembunyi dibanding insting hidup. Akibatnya pengetahuan tentang
insting mati terbatas, kecuali kenyataan bahwa semua orang akhirnya akan mati.
Insting mati mendorong orang untuk merusak diri sendiri dan dorongan agresif
sebagai bentuk penyaluran agar orang tidak membunuh dirinya sendiri.
C.
Kecemasan
Kecemasan adalah fungsi ego untuk
memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya bahaya sehingga dapat
disiapkan adaptif yang sesuai. Kecemasan timbul ketika seseorang tidak siap
menghadapi ancaman .
Freud membedakan tiga macam kecemasan :
1.
Kecemasan realitas atau rasa takut akan bahaya-bahaya
nyata di dunia luar (api, penganiayaan, binatang buas, hukuman)
2.
Kecemasan neurotik adalah rasa takut atau insting akan
lepas dari kendali dan menyebabkan individu dihukum.
3.
Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap suara hati.
Orang-orang yang superegonya berkembang dengan baik cenderung merasa bersalah
jika mereka melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang
bertentangan degan norma moral di tempat kelahiran mereka.
Fungsi kecemasan adalah memperingatkn individu akan adanya bahaya;
merupakan isyarat bagi ego saat melakukan tindakan-tindakan tidak tepat.
Kecemasan adalah suatu keadaan tegangan; ia merupakan suatu dorongan seperti
lapar dan seks. Kecamasan yang tidak dapat ditanggulangi dengan tindakan-tindakan
yang efektif disebut traumatik.
D.
Mekanisme
Pertahanan
Strategi
yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-
dorongan id maupun untuk menghadapi tekanan superego atas ego, dengan tujuan
agar kecemasan bisa dikurangi.
Berikut terdapat tujuh macam mekanisme
pertahanan ego :
3
Persamaan ciri mekanisme pertahanan :
1.
Mekanisme
pertahanan itu beroperasi pada tingkat tak sadar
2.
Mekanisme
pertahanan selalu menolak atau memutar balikkan kenyataan
3.
Persepsi
pertahanan mengubah persepsi nyata seseorang, sehingga kecemasan kurang
mengancam
Mekanisme
pertahanan diri yang sering digunakan :
1.
Identifikasi
·
Identifikasi
yaitu cara mereduksi tegangan dengan meniru diri orang yang dianggap lebih
berhasil memuaskan hasratnya dibanding dirinya.
·
Identifikasi
umumnya tidak disadari, dan tidak perlu total.
·
Identifikasi
sebagai sarana ego dan superego memperoleh enerji psiskis dari id
Identifikasi
dipakai untuk 3 macam tujuan :
a.
Cara
orang memperoleh kembali sesuatu yang telah hilang
b.
Untuk
mengatasi rasa takut. Misal nya, anak mengidentifikasi larangan-larangan orang
tua
agar
terhindar dari hukuman.
c.
Untuk
memperoleh informasi baru dengan mencocokkan khayalan mental dengan
kenyataan.
2.
Reaksi Kompromi
Ada
3 macam reaksi kompromi :
a.
Sublimasi
adalah kompromi yang menghasilkan prestasi budaya yang lebih tinggi, diterima
masyarakat sebagai kultural kreatif.
Contoh
: Anak menghisap permen sebagai sublimasi kenikmatan menghisap ibu jari.
b.
Substitusi
adalah kompromi dimana kepuasan yang diperoleh masih mirip dengan kepuasan
aslinya.
Contoh
: Remaja yang cemas menyalurkan dorongan seksualnya, mengganti dengan
masturbasi
c.
Kompensasi
adalah kompromi dengan mengganti insting yang harus dipuaskan.
Contoh
: Pelajar yang cacat merasa terhambat impuls-impuls sosialnya, berusaha belajar
tekun untuk menjadi anak terpandai, yang berarti memuaskan impuls berkuasa.
3.
Represi
Represi
adalah mekanisme
yang dilakukan oleh ego untuk meredakan kecemasan dengan menekan keinginan yang
menjadi penyebab kecemasan tersebut ke dalam tak sadar.
Dinamika campuran
antara represi dan pemindahan sebagai berikut :
a.
Represi + displacement
Gadis yang takut mengekspresikan
kemarahannya pada orang tua menjadi memberontak pada gurunya.
b.
Represi + simptom histerik
Pilot menjadi buta,
meskipun secara fisik matanya normal, setelah pesawat yang dikemudikannya
jatuh, dan kopilot yang ia percayai meninggal.
c.
Represi + psychophysiological disorder
Wanita yang mengalami
migrain setiap menekan rasa marah, memilih menuruti orang lain, daripada
mengikuti kemauannya sendiri agar tidak timbul rasa marah yang harus ditekan.
d.
Represi + fobia
Seorang kakak yang
pernah melempar adiknya dengan gunting, sehingga dihukum oleh ayahnya. Gunting
ini maka menjadi pemicu ingatan atas hukuman tersebut dan harapan agar adiknya
mati.
e.
Represi + nomadisme
Seorang
narapidana setelah keluar dari penjara, memilih tinggal di suatu daerah yang
tidak ada seorangpun mengenalnya. Setelah cukup lama tinggal di tempat
tersebut, ia kembali mencari tempat tinggal lain karena tidak senang dengan
suasana barunya. Namun, perpindahan yang dilakukan menjadi intens tergantung bagaimana
interesnya saat itu.
4.
Fiksasi dan Regresi (Fixation and
Regression)
Fiksasi adalah suatu proses
pertahanan ego yang dilakukan oleh individu dengan berhenti di tahap tertentu
pada suatu perkembangan normal karena tidak mampu atau menganggap tahap
selanjutnya begitu berat dan sukar sehingga menimbulkan frustasi dan kecemasan.
Regresi adalah suatu proses
pertahanan ego yang dilakukan oleh individu dengan cara kembali ke tahap
perkembangan sebelumnya karena individu merasa nyaman dan puas pada tahap
tersebut.
5.
Pembentukan
reaksi (Reaction formulation)
Reaksi adalah suatu proses pertahanan
ego yang dilakukan oleh individu dengan cara mengganti impuls perasaan yang
datang dengan impuls kebalikan dari yang sebenarnya (menyembunyikan perasaan
yang sesungguhnya), seperti rasa cinta diganti benci, rasa ragu diganti
percaya, tertatik diganti acuh, dll.
6.
Pembalikan (Reversal)
Pemalikan
adalah suatu proses pertahanan ego dengan mengubah dan membalikkan perasaan
impuls kepada diri sendiri, bukan kepada objek yang dimaksud maupun kepada
orang lain. Pada pertahanan ini, status ego diubah dari aktif menjadi pasif.
7.
Projeksi (Projection)
Projeksi
adalah suatu proses pertahanan ego yang dilakukan oleh individu dengan mengubah
kecemasan neurotik (moral) menjadi kecemasan realistik. Pada pertahanan ini,
individu melemparkan impuls-impuls (kesalahan) yang datang pada dirinya ke
objek luar untuk mengurangi beban moral yang didapatkan.
8.
Reaksi
agresi (Aggressive reaction)
Reaksi agresi adalah suatu proses
pertahan diri yang dilakukan individu dengan cara melakukan tindakan agresi
seperti menyerang lawan untuk menutupi kelemahan yang ada pada dirinya.
Reaksi agresi dibagi menjadi lima
macam yang akan dijelaskan dengan contoh, yaitu:
a.
Agresi primitif adalah tindakan agresi yang dilakukan
oleh individu secara langsung
kepada objek sasaran.
b.
Scapegoatin adalah tindakan agresi yang dilakukan
individu kepada benda-benda
karena
tidak mampu melampiaskan kemarahan kepada lawan.
c.
Free-c. floating-anger adalah
tindakan agresi yang dilakukan oleh individu secara
bebas dan tidak terarah sasaran kemarahannya.
d.
Suicide adalah tindakan agresi yang
dilakukan kepada diri sendiri sebagai bentuk
kemarahan pada dirinya.
e.
Turning around upon the self adalah gabungan antara
agresi + pemindahan
9.
Intelektualisasi
(Intellectualization)
adalah suatu
proses pertahanan diri dengan berusaha mempelajari dan mencari tahu
permasalahan yang sedang dihadapinya saat itu agar individu tidak terlibat
lebih dalam secara emosional.
Intelektualisasi dibagi menjadi empat macam,
yaitu:
a. -
Rasionalisasi
(rationalization) adalah suatu proses pertahanan diri dengan menerima
secara rasional alasan-alasan yang dikemukakan oleh lawan dengan menyimpangkan
fakta.
- Sour-grape rationalization adalah suatu pertahan ego dengan
menganggap objek yang begitu diinginkan namun sulit dicapai sebagai sesuatu
yang buruk.
- Sweet-lemon rationalization adalah suatu pertahanan ego dengan
menganggap objek yang dicapai sebagai hal yang paling baik di dunia ini.
b. Isolasi (Isolation)
adalah suatu keadaan yang dimiliki oleh individu dimana komponen afektif dan
kognitif saling bertentangan, namun insting tersebut tetap bertahan di
kesadaran meskipun tidak ada perasaan puas dan senang yang dimiliki oleh
individu tersebut.
c. Undoing adalah suatu
keadaan dimana individu melakukan perbuatan baik untuk menutupi dan
menghilangkan tindakan negatif yang pernah dilakukan sebelumnya dan menganggap
dengan berbuat kebaikan dapat menebus kesalahannya.
d. Denial adalah suatu
keadaan dimana individu secara sengaja menolak stimulus yang dianggap tidak
menyenangkan dengan berfantasi atau berhalusinasi.
10. Penolakan (Escaping-avoiding)
Penolakan
adalah suatu proses penolakan yang dilakukan oleh individu dengan menolak atau
menghindari stimulus yang ada secara fisik.
Contohnya, Salsa
adalah seorang anak yang phobia terhadap gelap. Ketika mati lampu, Salsa
menyalan lampu HP dan pindah ke kamar ibunya untuk mengurangi kecemasan.
11. Pengingkaran (Negation)
Prngingkaran
adalah suatu proses penolakan yang dilakukan oleh individu dengan merepres
impuls-impuls dalam bentuk negatif dan melakukan pengingkaran dengan memikirkan
hal yang tidak ada atau tidak sama.
Contohnya, Bella dan
Adi adalah sepasang kekasih. Suatu hari Adi terlambat menjemput Bella selama
dua jam ketika mereka akan menonton bersama. Walaupun Bella sangat marah dan
jengkel kepada Adi, dia tetap berkata “Siapa yang marah? Saya tidak marah!”
ketika Adi meminta maaf kepadanya.
12. Penahanan diri (Ego Restriction)
Penahanan
diri dalah suatu proses penolakan yang dilakukan oleh individu dengan menolak
usaha untuk berprestasi karena takut menghadapi kegagalan atau hal-hal negatif
yang lainnya.
Contohnya, Seorang
siswa SMA yang mencalonkan diri sebagai ketua OSIS. Salama masa survey,
ia merasa akan kalah dengan lawannya sehingga dia mengundurkan diri sebagai
kandidat calon ketua OSIS sebelum dilakukan pemilihan tersebut.
Perkembangan Kepribadian
Freud
adalah seorang psikolog pertama yang menekankan pada aspek-aspek perkembangan
kepribadian dan menekankan peran yang menentukan dari tahun-tahun awal masa
bayi dan kanak-kanak dalam meletakkan struktur watak dasar sang pribadi. Freud
berpendapat bahwa kepribadian terbentuk pada akhir tahun kelima, dan di tahun
selanjutnya hanya merupakan suatu perkembangan atau elaborasi terhadap struktur
dasar itu. Berdasarkan pengalaman Freud dalam menangani pasien-pasien yang
menjalani psikoanalisis, eksplorasi mental mereka menjurus pada pengalaman di
masa kanak-kanak awal. Dan ternyata berperan dalam menentukan perkembangan
neurosis di kemudian hari. Freud membagi 3 tahapan dalam perkembangan
kepribadian, yaitu tahap infantil (0-5 tahun), tahap laten (5-12 tahun), dan
tahap genital (>12 tahun). Tahap infantil yang paling menentukan dalam
membentuk kepribadian terbagi menjadi tiga fase, yaitu fase oral, anal dan
falis. Kepribadian berkembang sebagai respons terhdapa empat sumber tegangan
pokok, yaitu proses pertumbuhan fisiologis, frustrasi-frustrasi,
konflik-konflik, dan ancaman-ancaman. Di dalam teori psikoanalisa klasik, Feud
membagi tiga perkembangan diluar kesadaran (psikoanalisa) yaitu Id, Ego,
Superego.
Fase Oral (usia 0-1
tahun)
Pada
fase ini, sumber kenikmatan dan kepuasan berada pada mulut. Karena mulut adalah
daerah pokok aktivitas dinamik, yaitu aktivitas makan dan minum. Aktivitas
menyuap/menelan (oral incorporation) dan menggigit (oral agression) dipandang
sebagai prototip dari bermacam sifat pada masa yang akan datang. Kepuasan yang
berlebihan pada fase oral akan membentuk oral incorporation personality, yaitu
orang yang senang mengumpulkan pengetahun, harta benda, dan juga mudah tertipu
karena mudah menelan perkataan orang lain. Begitupun sebaliknya, ketidakpuasan
pada masa oral akan menjadi tidak mudah puas, tamak (memakan apa saja) dalam
mengumpulkan harta. Oral agression personality adalah orang yang suka berdebat
bersumber dari sikap protes bayi (menggigit) terhadap perlakuan ibu saat
menyusui. Tahap ini ditandai oleh
berkembangnya perasaan ketergantungan, mendapat perlindungan dari orang lain.
Perasan tergantung ini dapat muncul kapan saja ketika merasa cemas dan tidak
aman pada masa yang akan datang.
Fase Anal (usia 1-2/3
tahun)
Pada
fase ini dubur merupakan daerah pokok untuk melakukan aktivitas dinamik, karena
berpusat pada fungsi eliminer (pembuangan). Aktivitas pada tahap ini adalah
mengeluarkan feces dan menghilangkan perasaan yang tidak menyenangkan dari
akumulasi sisa makanan. Freud berpendapat, bahwa toilet training adalah bentuk
belajar memuaskan id dan superego sekaligus. Semua bentuk kontrol diri dan
penguasaan diri berawal dari fase anal. Dampak toilet training di masa
mendatang tergantung pada sikap dan metode orang tua dalam melatih. Jika orang
tua terlalu keras, maka anak akan menahan fecesnya dan mengalami sembelit. Ini
dalah prototip tingkah laku yang akan membentuk pribadi yang keras kepa dan
kikir ( anal retentiveness personality) dan jika sebaliknya, orang tua
membiarkan anaknya tanpa toilet training, maka anak akan mengeluarkan
kotorannya di tempat dan waktu yang tidak tepat. Sehingga di masa mendatang,
anak tersebut akan tidak teratur/jorok, destruktid, semaunya sendiri, atau kekerasan/kekejaman(
anal expulsiveness personality). Dan jika orang tua melatih anak dengan penuh
kasih sayang, memberi perhatian jika
mengeluarkan feces merupakan aktivitas yang penting, maka dimasa mendatang anak
akan bersifat kreatif dan produktif.
Fase Falis/Phallic
(usia 2/3 – 5/6 tahun)
Pada
fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen yang terpenting. Perkembangan
terpenting pada fase ini adalah timbulnya Oedipus complex, yaitu kateksis obyek
seksual kepada orang tau yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang
tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya, dan ingin menyingkirkan
ayahnya. Sebaliknya, anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan menyingkirkan
ibunya. Anak laki-laki yang cemas jika ayahnya menggunakan kekuasaannya untuk
merebut ibunya di sebut cemas dikebiri atau castration anxienty. Pada anak
perempuan, rasa sayang kepada ibu berubah menjadi kecewa dan benci setelah
mengetahui kelaminnya berbeda dengan laiki-laki. Ibunya dianggap tidak
bertanggung jawab terhadap kastrasi kelaminnya, sehingga anak prempuan tersebut
mentransfer cintanya kepada ayahnya. Namun anak perempuan berbeda dengan anak
laki-laki, cinta kepada ayahnya akan menetap walaupun mengalami modifikasi
karena hambatan realistik pemuasan seksual itu sendiri.
Electra
complex menjadi reda ketika gadis tidak lagi mengembangkan harapan seksual
kepada ayahnya, proses peredaan ini lebih lambat daripada anak laki laki, dan
juga kurang total/sempurna. Freud mengasumsikan bahwa setiap orang yang lahir
biseksual (setiap orang memiliki seks hormon seks pria dan wanita).- mempunyai
rasa tertarik terhadap sejenis maupun lawan jenis. Pada umumnya kecenderungan
maskulin terdapat pada laki-laki dan feminim pada perempuan, sehingga mereka
menjadikan lawan jenis sebagai pasangan.
Fase Laten/ Latency
(usia 5/6-12/13 tahun)
Di
usia 5 tahun sampai remaja, anak mengalami periode peredaan impuls seksual yang
disebut periode laten. Menurut Freud, peredaan impuls seksual dikarenakan tidak
adanya daerah erogen baru, sehingga fase laten lebih sebagai fenomena biologis.
Pada fase ini anak mengembangakan kemampuan sublimasi, yaitu mengganti kepuasan
libido dengan kepuasan non seksual, khususnya dalam bidang intelektual,
atletik, keterampilan, dan hubungan dengan teman sebaya. Fase ini juga ditandai
dengan percepatan pembentukan superego , sehingga anak lebih mudah mempelajari
sesuatu dibandingkan masa sebelumnya dan sesudahnya (masa pubertas).
Fase Genital (usia
12/13 tahun- dewasa)
Fase
ini dimulai dari perubahan biokimia dan fisiologi dari diri remaja. Seperti
pertumbuhan tanda-tanda sekunder (suara, rambut, buah dada, dll)dan pertumbuhan
tanda seksual primer. Impuls pregenital bangun kembali aktivitas dinamik untuk
diadaptasi agar perkembangan kepribadian stabil. Pada fase falis, kateksis
genital mempunyai sifat narkistik dimana individu mempunyai kepuasan dari perangsangan dan manipulasi dari tubuhnya
sendiri. Pada fase genital, impuls seks disalurkan ke obyek di luar, seperti berpartisipasi
dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan, dan
keluarga.
Fase
genital berlanjut sampai orang tutup usia, dimana puncak perkembangan seksual
dicapai ketika orang dewasa mengalami kemasakan kepribadian. Ini ditandai
dengan kemasakan tanggung jawab seksual sekaligus tanggung jawab hubungan
sosial, dan mengalami kepuasan melalui hubungan cinta heteroseksual. Enerji
psikis yang awalnya dipakai untuk mengontrol libido kini dipakai untuk aktif
menangani masalah-masalah kehidupan dewasa, belajar bekerja, menunda kepuasan
dan lebih bertanggung jawab.
Aplikasi
Aplikasi
psikoanalisis bervariasi, yang terpenting diantaranya adalah psikopatologi,
psikoterapi, psikosomatis, dan pengasuhan anak. Namun pada dasarnya
psikoanalisis dapat memberi sumbangan dalam berbagai bidang kemanusiaan seperti
masalah persekolahan, narapidana, kemiliteran, advertensi, sosial-antropologi ,
kreativitas, seni, dsb.
Psikopatologi
Psikopatologi
sebagai masalah perkembangan akibat gangguan semasa melewati tahap-tahap
psikoseksual. Gangguan pada masa awal perkembangan akan menjadi persitiwa
traumatik yang pengaruhnya terasa sampai dewasa. Orang dewasa yang fondasi
kepribadiannya lemah dapat mengalami psikopatologi. Dinamika jiwa menurut
psikoanalisis pada beberapa jenis psikopatologi :
1.
Histeria (conversioon disorder),
kelumpuhan tanpa sebab fisik, melainkan adanya transformasi dari konflik psikis
menjadi malfungsi fisik. Misal remaja menjadi tuli karena keluarganya yang
sangat keras dalam mengkritik atau memarahi dirinya tanpa alasan yang jelas.
2.
Fobia, ketakutan yang sangat dan tidak
pada tempatnya, sebagai dampak dari kecemasan yang dialihkan akibat dari
peristiwa traumatik. Misalnya wanita yang fobia naik kapal, karena pernah
mengalami perkosaan di atas kapal.
3.
Obsesi-kompulsi, mempunyai tema yang
bervariasi. Tema kebersihan, penyakit, kekejaman yang dilatarbelakangi oleh
konflik sosial pada fase anal. Misal , karena kencing sembarangan seorang ayah
menakuti anaknya dengan pisau yang kebetulan dibawanya. Sehingga pada masa
dewasa dia menjadi ayah yang terobsesi membunuh anak yang dicintainya.
4.
Depresi, perasaan tidak mampu, tidak
kompeten, kehilangan harga diri, dan merasa bertanggung jawab atas semua
kejadian buruk (pada dirinya dan lingkungannya). Misalnya marah kepada diri
sendiri karena kehilangan orang yang dicintainya.
5.
Ketagihan obat/alkohol, adiksi yang
dilatarbelakangi oleh insting mati. Adiksi menjadi salah satu cara mengalahkan
kontrol superego. Orang menjadi bebas mendapatkan apa yang diinginkannya.
Aplikasi
psikoanalisis yang terpenting adalah psikoterapi. Yang bertujuan untuk memperkuat ego sehingga
mampu mengontol impuls insting dan memperbesar kapasitas individu untuk
mencintai dan berkarya. Teknik yang dipakai dalam psikoterapi yaitu :
1.
Asosiasi bebas, klien selama sesi terapi
mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya. Ada tiga asumsi yang
menjadi dasar free asociation, yaitu (1) apa saja yang dikatakan dan dilakukan
seseorang sekarang mempunyai makna dan berhubungan dengan perkataan dan
perbuatannya dimasa lalu, (2) materi tak sadar berpengaruh penting terhadap
tingkah laku, dan (3) materi tak sadar dapat dibawa ke kesadaran dengan
mendorong ekspresi bebas setiap kali mereka muncul ke dalam fikiran.
2.
Analisis mimpi, mimpi adalah ungkapan
isi-isi tak sadar karena turunnya kontrol kesadaran ketika tidur. Klien akan
melaporkan apa yang dimimpikannya dalam asosiasi bebas, dan menjadi bahan yang
kaya untuk analisis terapis.
3.
Freudian slip, meliputi salah ucap,
salah membaca, salah dengar, salah meletakkan obyek, dan tiba-tiba lupa. Itu
merupakan bukan sebuah kebetulan tetapi kejadia yang dipengaruhi oleh insting
ketidaksadaran.
4.
Interpretasi, mengenalkan kepada klien
makna yang tidak disadarinya dari fikiran, perasaan dan keinginannya.
5.
Analisis resistensi (pertahanan klien),
analisis mengungkap unsur yang penting dari masalah yang ingin disembunyikan
klien.
6.
Transference, pengungkapan isi-isi
ketidaksadaran yang tersimpan sejak anak-anak.
7.
Working through, terus menerus
mengidentifikasi masalah klien, mengulang resistensi dan transferensi, pada
seluruh aspek pengalaman kejiawaan.
Psikosomatis
Psikosomatis
adalah patologi organik yang diawali atau kemudian gejalanya diperberat oleh
stimulasi lingkungan nonpatologik. Seperti gangguan alergi, eksim, asma, diare
yang psikosomatis, ketika diobati akan sembuh tetapi tidak sempurna atau mudah
kambuh. Psikoanalisis mengungkap akar masalah psikis yang melatarbelakangi
penyakit itu, dan membantu pengobatan dengan psikoterapi agar kesembuhan
menjadi permanen.
Pengasuhan Anak
Perkembangan
masa kecil merupakan fondasi kepribadian, umunya diterima dengan berbagai
variasi. Kepribadian anak tidak lepas dari pengasuhan orangtua, sehingga
psikoanalisis mendorong orangtua untuk menghindari kemungkinan terjadinya
frustrasi pada anak. Jangan ada frustrasi dan konflik agar terhindar dari
patologi psikis. Lakukan toilet training dengan lembut, menanamkan moral secara
bijak, lakukan peran seksual pada saat yang tepat agar kepribadian anak berkembang
sempurna.
Evaluasi
Teori
psikoanalisis Freud menjadi paradigma psikologi kepribadian, dan terapan
psikoanalisis dalam terapi jiwa menjadi primadona sampai sekarang. Pengamatan
yang dilakukan Freud sangat teliti, disiplin dan berani dalam mengembangkan
fikiran. Sumbangan utama Freud adalah menyumbangkan bahwa proses tak sadar
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap tingkah laku. Aplikasi teori
Freud di bidang psikopatologi, psikoterapi dan pengasuhan anak sampai sekarang
masih dirasakan pengaruhnya. Odipus kompleks salah satu konsep Freud yang
banyak menentang karena tidak mungkin dibuktikan memakai kaidah eksperimen
ilmiah. Tetapi terbukti dapat membantu mengobati gangguan neurotik pada banyak
penderita.
Kritik
terhadat teori Freud sangat banyak, dan kritik yang paling serius adalah teori
Freud tidak dikembangkan memakai metoda ilmiah. Tanpa definisi operasional,
tanpa eksperimen dengan kelompok kontrol, tanpa pengukuran kuantitatif, dan
tanpa bukti saling hubungan antar gejala, nilai prediktif dari teori Freud
meragukan. Eysenck menganggap psikoanalisis bukan ilmu melainkan sekedar cara
untuk menginterpretasi suatu peristiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar