Selasa, 25 Oktober 2016

Teori Kepribadian Sigmund Freud



STRUKTUR KEPRIBADIAN
      Menurut freud,kehidupan jiwa memiliki 3 tingkat kesadaran,yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Pada tahun 1923 freud mengenalkan 3 unsur kesadaran yakni id, ego, dan superego yang merupakan pelengkap/penyempurna dari struktur lama.
a.       Sadar (conscious)
    Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan, dan ingatan) yang masuk ke kesadaran. Isi daerah sadar itu merupakan hasil proses penyaringan yang diatur oleh stimulasi atau cue-eksternal. Isi – isi kesadaran itu hanya bertahan dalam waktu yang singkat di daerah sadar.
b.      Prasadar (preconscious)
   Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi jempatan antar sadar dan taksadar. Isi dari preconscious berasal dari conscious dan unconscious.
c.       Taksadar (unconscious)
   Bagian dari pikiran yang tidak kita sadari dan tidak dapat kita sadari kecuali dalam kondisi khusus. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drivers yang dibawa dari lahir, dan pengalaman trumatik. Isi ketidaksadaran itu memiliki kecendrungan kuat untuk bertahan terus dalam ketidaksadaran, pengaruhnya dalam mengatur tingkahlaku sangat kuat namun tetap tidak disadari.

ü  The Id
      Id adalah system kepribadian asli , dibawa sejak lahir. Dari id ini kemungkinan akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologik yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah taksadar, mewakili subjektifitas yang tak pernah disadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan energy psikis yang digunakan untuk mengoperasikan system dari struktur kepribadian lainnya.
ü  The Ego
      Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita, sehingga ego beroperasi mengikuti prinsip realita, usaha memperoleh kepuasan yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan baru/menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata – nyata dapat memuaskan kebutuhan.
ü  The Superego
      Superego adalah kekuatan moral dan etika dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistic sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistic dari ego. Superego berkembang dari ego, dan seperti dia tidak mempunyai  energi sendiri. Saman dengan ego dan superego beroperasi di tiga daerah kesadaran.namun berbeda dengan ego, dia tidak mempunyai kontak dengan dunia luar sehingga kebutuhan kesempurnaan yang diperjuangkan tidak realistic dalam memperjuangkan kenikmatan.  

DINAMIKA KEPRIBADIAN
A.       Insting sebagai Energi Psikis
Insting adalah perwujudan psikologik dari kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan. Insting lapar -> kebutuhan tubuh yang kekurangan nutrisi. Energi insting dijelaskan menjadi :
1.         Sumber insting -> kondisi jasmaniah/kebutuhan. Sumber insing bersifat konstan. Tubuh menuntut keadaan yang seimbang terus menerus, jika tidak seimbang maka akan merasakan lapar.
2.         Tujuan Insting -> Memperoleh keseimbangan.  Freud memandang insting sebagai pemicu tegangan, dan id, ego, superego sebagai pemicu tegangan.
3.         Obyek insting -> segala sesuatu yang menjembatani kebutuhan yang timbul dengan pemenuhannya.
4.         Daya dorong insting -> kekuatan keinginan berbeda-beda setiap waktu.  Misal, insting lapar dari orang yang seharian tidak makan berbeda dengan insting lapar dari orang yang makannya teratur        
 

B.        Jenis-jenis Insting

1.         Insting Hidup dan Insting Seks             
Insting hidup disebut juga dengan eros , yaitu dorongan yang menjamin survival dan reproduksi, seperti lapar, haus, dan seks. Enerji yang dipakai oleh insting hidup dosebut libido. Kemudian insting seks bukan hanya tentang kenikmatan organ seksual tapi berhubungan dengan kepuasan dari bagian tubuh lain yang disebut dengan daerah erogen. Freud mengemukakan semua aktivitas yang memberi kenikmatan dapat dilacak hubungannya dengan insting seksual.
Narkisisme -> cinta kepada diri sendiri, sehingga cinta yang dibarengi kecenderungan narkisme menjadi mementingkan diri sendiri
Narkisisme primer -> perhatian yang tertuju pada dirinya sendiri, libido ditujukan pada ego yang berati memperoleh kepuasan mengenal dirinya sendiri (waktu : sepanjang usia bayi)
Narkisisme sekunder -> perhatian tertuju pada dunia luar, libido narkisme primer berubah menjadi libido narkisme obyek, usia pubertas sering perhatian tertuju  pada tampang dan interes dirinya sendiri.

2.         Insting Mati
 Insting mati disebut juga dengan thanatos,bekerja secara sembunyi sembunyi dibanding insting hidup. Akibatnya pengetahuan tentang insting mati terbatas, kecuali kenyataan bahwa semua orang akhirnya akan mati. Insting mati mendorong orang untuk merusak diri sendiri dan dorongan agresif sebagai bentuk penyaluran agar orang tidak membunuh dirinya sendiri.
C.       Kecemasan
Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya bahaya sehingga dapat disiapkan adaptif yang sesuai. Kecemasan timbul ketika seseorang tidak siap menghadapi ancaman .
Freud membedakan tiga macam kecemasan :
1.         Kecemasan realitas atau rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar (api, penganiayaan, binatang buas, hukuman)
2.         Kecemasan neurotik adalah rasa takut atau insting akan lepas dari kendali dan menyebabkan individu dihukum.
3.         Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap suara hati. Orang-orang yang superegonya berkembang dengan baik cenderung merasa bersalah jika mereka melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan degan norma moral di tempat kelahiran mereka.
Fungsi kecemasan adalah memperingatkn individu akan adanya bahaya; merupakan isyarat bagi ego saat melakukan tindakan-tindakan tidak tepat. Kecemasan adalah suatu keadaan tegangan; ia merupakan suatu dorongan seperti lapar dan seks. Kecamasan yang tidak dapat ditanggulangi dengan tindakan-tindakan yang efektif disebut traumatik.
D.       Mekanisme Pertahanan
Strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan- dorongan id maupun untuk menghadapi tekanan superego atas ego, dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi.
  Berikut terdapat tujuh macam mekanisme pertahanan ego :
3 Persamaan ciri mekanisme pertahanan :
1.         Mekanisme pertahanan itu beroperasi pada tingkat tak sadar
2.         Mekanisme pertahanan selalu menolak atau memutar balikkan kenyataan
3.         Persepsi pertahanan mengubah persepsi nyata seseorang, sehingga kecemasan kurang mengancam
Mekanisme pertahanan diri yang sering digunakan :
1.         Identifikasi
· Identifikasi yaitu cara mereduksi tegangan dengan meniru diri orang yang dianggap lebih berhasil memuaskan hasratnya dibanding dirinya.
· Identifikasi umumnya tidak disadari, dan tidak perlu total.
· Identifikasi sebagai sarana ego dan superego memperoleh enerji psiskis dari id
Identifikasi dipakai untuk 3 macam tujuan :
a.         Cara orang memperoleh kembali sesuatu yang telah hilang
b.         Untuk mengatasi rasa takut. Misal nya, anak mengidentifikasi larangan-larangan orang tua
agar terhindar dari hukuman.
c.         Untuk memperoleh informasi baru dengan mencocokkan khayalan mental dengan
kenyataan.

2.         Reaksi Kompromi
Ada 3 macam reaksi kompromi :
a.         Sublimasi adalah kompromi yang menghasilkan prestasi budaya yang lebih tinggi, diterima masyarakat sebagai kultural kreatif.
Contoh : Anak menghisap permen sebagai sublimasi kenikmatan menghisap ibu jari.
b.         Substitusi adalah kompromi dimana kepuasan yang diperoleh masih mirip dengan kepuasan aslinya.
Contoh : Remaja yang cemas menyalurkan dorongan seksualnya, mengganti dengan masturbasi
c.         Kompensasi adalah kompromi dengan mengganti insting yang harus dipuaskan.
Contoh : Pelajar yang cacat merasa terhambat impuls-impuls sosialnya, berusaha belajar tekun untuk menjadi anak terpandai, yang berarti memuaskan impuls berkuasa.

3.         Represi
Represi adalah mekanisme yang dilakukan oleh ego untuk meredakan kecemasan dengan menekan keinginan yang menjadi penyebab kecemasan tersebut ke dalam tak sadar.
Dinamika campuran antara represi dan pemindahan sebagai berikut :
a.         Represi + displacement
Gadis yang takut mengekspresikan kemarahannya pada orang tua menjadi memberontak pada gurunya.
b.         Represi + simptom histerik
Pilot menjadi buta, meskipun secara fisik matanya normal, setelah pesawat yang dikemudikannya jatuh, dan kopilot yang ia percayai meninggal.
c.         Represi + psychophysiological disorder
Wanita yang mengalami migrain setiap menekan rasa marah, memilih menuruti orang lain, daripada mengikuti kemauannya sendiri agar tidak timbul rasa marah yang harus ditekan.
d.        Represi + fobia
Seorang kakak yang pernah melempar adiknya dengan gunting, sehingga dihukum oleh ayahnya. Gunting ini maka menjadi pemicu ingatan atas hukuman tersebut dan harapan agar adiknya mati.
e.         Represi + nomadisme
Seorang narapidana setelah keluar dari penjara, memilih tinggal di suatu daerah yang tidak ada seorangpun mengenalnya. Setelah cukup lama tinggal di tempat tersebut, ia kembali mencari tempat tinggal lain karena tidak senang dengan suasana barunya. Namun, perpindahan yang dilakukan  menjadi intens tergantung bagaimana interesnya saat itu.






4.               Fiksasi dan Regresi (Fixation and Regression)
 Fiksasi adalah suatu proses pertahanan ego yang dilakukan oleh individu dengan berhenti di tahap tertentu pada suatu perkembangan normal karena tidak mampu atau menganggap tahap selanjutnya begitu berat dan sukar sehingga menimbulkan frustasi dan kecemasan.
                Regresi adalah suatu proses pertahanan ego yang dilakukan oleh individu dengan cara kembali ke tahap perkembangan sebelumnya karena individu merasa nyaman dan puas pada tahap tersebut.

5.         Pembentukan reaksi (Reaction formulation)
              Reaksi adalah suatu proses pertahanan ego yang dilakukan oleh individu dengan cara mengganti impuls perasaan yang datang dengan impuls kebalikan dari yang sebenarnya (menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya), seperti rasa cinta diganti benci, rasa ragu diganti percaya, tertatik diganti acuh, dll.

6.         Pembalikan (Reversal)
            Pemalikan adalah suatu proses pertahanan ego dengan mengubah dan membalikkan perasaan impuls kepada diri sendiri, bukan kepada objek yang dimaksud maupun kepada orang lain. Pada pertahanan ini, status ego diubah dari aktif menjadi pasif.

7.         Projeksi (Projection)
            Projeksi adalah suatu proses pertahanan ego yang dilakukan oleh individu dengan mengubah kecemasan neurotik (moral) menjadi kecemasan realistik. Pada pertahanan ini, individu melemparkan impuls-impuls (kesalahan) yang datang pada dirinya ke objek luar untuk mengurangi beban moral yang didapatkan.

8.         Reaksi agresi (Aggressive reaction)
Reaksi agresi adalah suatu proses pertahan diri yang dilakukan individu dengan cara melakukan tindakan agresi seperti menyerang lawan untuk menutupi kelemahan yang ada pada dirinya.
Reaksi agresi dibagi menjadi lima macam yang akan dijelaskan dengan contoh, yaitu:
a.       Agresi primitif adalah tindakan agresi yang dilakukan oleh individu secara langsung
kepada objek sasaran.
b.      Scapegoatin adalah tindakan agresi yang dilakukan individu kepada benda-benda
      karena tidak mampu melampiaskan kemarahan kepada lawan.
c.       Free-c. floating-anger adalah tindakan agresi yang dilakukan oleh individu secara
bebas dan tidak terarah sasaran kemarahannya.
d.      Suicide adalah tindakan agresi yang dilakukan kepada diri sendiri sebagai bentuk
kemarahan pada dirinya.
e.       Turning around upon the self adalah gabungan antara agresi + pemindahan

9.      Intelektualisasi (Intellectualization)
          adalah suatu proses pertahanan diri dengan berusaha mempelajari dan mencari tahu permasalahan yang sedang dihadapinya saat itu agar individu tidak terlibat lebih dalam secara emosional.
 Intelektualisasi dibagi menjadi empat macam, yaitu:
a.      - Rasionalisasi (rationalization) adalah suatu proses pertahanan diri dengan menerima secara rasional alasan-alasan yang dikemukakan oleh lawan dengan menyimpangkan fakta.
- Sour-grape rationalization adalah suatu pertahan ego dengan menganggap objek yang begitu diinginkan namun sulit dicapai sebagai sesuatu yang buruk.
- Sweet-lemon rationalization adalah suatu pertahanan ego dengan menganggap objek yang dicapai sebagai hal yang paling baik di dunia ini.
b.      Isolasi (Isolation) adalah suatu keadaan yang dimiliki oleh individu dimana komponen afektif dan kognitif saling bertentangan, namun insting tersebut tetap bertahan di kesadaran meskipun tidak ada perasaan puas dan senang yang dimiliki oleh individu tersebut.
c.       Undoing adalah suatu keadaan dimana individu melakukan perbuatan baik untuk menutupi dan menghilangkan tindakan negatif yang pernah dilakukan sebelumnya dan menganggap dengan berbuat kebaikan dapat menebus kesalahannya.
d.      Denial adalah suatu keadaan dimana individu secara sengaja menolak stimulus yang dianggap tidak menyenangkan dengan berfantasi atau berhalusinasi.

10.  Penolakan (Escaping-avoiding)
         Penolakan adalah suatu proses penolakan yang dilakukan oleh individu dengan menolak atau menghindari stimulus yang ada secara fisik.
Contohnya, Salsa adalah seorang anak yang phobia terhadap gelap. Ketika mati lampu, Salsa menyalan lampu HP dan pindah ke kamar ibunya untuk mengurangi kecemasan.

11.  Pengingkaran (Negation)
             Prngingkaran adalah suatu proses penolakan yang dilakukan oleh individu dengan merepres impuls-impuls dalam bentuk negatif dan melakukan pengingkaran dengan memikirkan hal yang tidak ada atau tidak sama.
Contohnya, Bella dan Adi adalah sepasang kekasih. Suatu hari Adi terlambat menjemput Bella selama dua jam ketika mereka akan menonton bersama. Walaupun Bella sangat marah dan jengkel kepada Adi, dia tetap berkata “Siapa yang marah? Saya tidak marah!” ketika Adi meminta maaf kepadanya.

12.  Penahanan diri (Ego Restriction)
              Penahanan diri dalah suatu proses penolakan yang dilakukan oleh individu dengan menolak usaha untuk berprestasi karena takut menghadapi kegagalan atau hal-hal negatif yang lainnya.
Contohnya, Seorang siswa SMA yang mencalonkan diri sebagai ketua OSIS. Salama masa survey, ia merasa akan kalah dengan lawannya sehingga dia mengundurkan diri sebagai kandidat calon ketua OSIS sebelum dilakukan pemilihan tersebut.

Perkembangan Kepribadian
          Freud adalah seorang psikolog pertama yang menekankan pada aspek-aspek perkembangan kepribadian dan menekankan peran yang menentukan dari tahun-tahun awal masa bayi dan kanak-kanak dalam meletakkan struktur watak dasar sang pribadi. Freud berpendapat bahwa kepribadian terbentuk pada akhir tahun kelima, dan di tahun selanjutnya hanya merupakan suatu perkembangan atau elaborasi terhadap struktur dasar itu. Berdasarkan pengalaman Freud dalam menangani pasien-pasien yang menjalani psikoanalisis, eksplorasi mental mereka menjurus pada pengalaman di masa kanak-kanak awal. Dan ternyata berperan dalam menentukan perkembangan neurosis di kemudian hari. Freud membagi 3 tahapan dalam perkembangan kepribadian, yaitu tahap infantil (0-5 tahun), tahap laten (5-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun). Tahap infantil yang paling menentukan dalam membentuk kepribadian terbagi menjadi tiga fase, yaitu fase oral, anal dan falis. Kepribadian berkembang sebagai respons terhdapa empat sumber tegangan pokok, yaitu proses pertumbuhan fisiologis, frustrasi-frustrasi, konflik-konflik, dan ancaman-ancaman. Di dalam teori psikoanalisa klasik, Feud membagi tiga perkembangan diluar kesadaran (psikoanalisa) yaitu Id, Ego, Superego.
Fase Oral (usia 0-1 tahun)
   Pada fase ini, sumber kenikmatan dan kepuasan berada pada mulut. Karena mulut adalah daerah pokok aktivitas dinamik, yaitu aktivitas makan dan minum. Aktivitas menyuap/menelan (oral incorporation) dan menggigit (oral agression) dipandang sebagai prototip dari bermacam sifat pada masa yang akan datang. Kepuasan yang berlebihan pada fase oral akan membentuk oral incorporation personality, yaitu orang yang senang mengumpulkan pengetahun, harta benda, dan juga mudah tertipu karena mudah menelan perkataan orang lain. Begitupun sebaliknya, ketidakpuasan pada masa oral akan menjadi tidak mudah puas, tamak (memakan apa saja) dalam mengumpulkan harta. Oral agression personality adalah orang yang suka berdebat bersumber dari sikap protes bayi (menggigit) terhadap perlakuan ibu saat menyusui.  Tahap ini ditandai oleh berkembangnya perasaan ketergantungan, mendapat perlindungan dari orang lain. Perasan tergantung ini dapat muncul kapan saja ketika merasa cemas dan tidak aman pada masa yang akan datang.

Fase Anal (usia 1-2/3 tahun)
   Pada fase ini dubur merupakan daerah pokok untuk melakukan aktivitas dinamik, karena berpusat pada fungsi eliminer (pembuangan). Aktivitas pada tahap ini adalah mengeluarkan feces dan menghilangkan perasaan yang tidak menyenangkan dari akumulasi sisa makanan. Freud berpendapat, bahwa toilet training adalah bentuk belajar memuaskan id dan superego sekaligus. Semua bentuk kontrol diri dan penguasaan diri berawal dari fase anal. Dampak toilet training di masa mendatang tergantung pada sikap dan metode orang tua dalam melatih. Jika orang tua terlalu keras, maka anak akan menahan fecesnya dan mengalami sembelit. Ini dalah prototip tingkah laku yang akan membentuk pribadi yang keras kepa dan kikir ( anal retentiveness personality) dan jika sebaliknya, orang tua membiarkan anaknya tanpa toilet training, maka anak akan mengeluarkan kotorannya di tempat dan waktu yang tidak tepat. Sehingga di masa mendatang, anak tersebut akan tidak teratur/jorok, destruktid, semaunya sendiri, atau kekerasan/kekejaman( anal expulsiveness personality). Dan jika orang tua melatih anak dengan penuh kasih sayang,  memberi perhatian jika mengeluarkan feces merupakan aktivitas yang penting, maka dimasa mendatang anak akan bersifat kreatif dan produktif.
Fase Falis/Phallic (usia 2/3 – 5/6 tahun)
   Pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen yang terpenting. Perkembangan terpenting pada fase ini adalah timbulnya Oedipus complex, yaitu kateksis obyek seksual kepada orang tau yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya, dan ingin menyingkirkan ayahnya. Sebaliknya, anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan menyingkirkan ibunya. Anak laki-laki yang cemas jika ayahnya menggunakan kekuasaannya untuk merebut ibunya di sebut cemas dikebiri atau castration anxienty. Pada anak perempuan, rasa sayang kepada ibu berubah menjadi kecewa dan benci setelah mengetahui kelaminnya berbeda dengan laiki-laki. Ibunya dianggap tidak bertanggung jawab terhadap kastrasi kelaminnya, sehingga anak prempuan tersebut mentransfer cintanya kepada ayahnya. Namun anak perempuan berbeda dengan anak laki-laki, cinta kepada ayahnya akan menetap walaupun mengalami modifikasi karena hambatan realistik pemuasan seksual itu sendiri.
    Electra complex menjadi reda ketika gadis tidak lagi mengembangkan harapan seksual kepada ayahnya, proses peredaan ini lebih lambat daripada anak laki laki, dan juga kurang total/sempurna. Freud mengasumsikan bahwa setiap orang yang lahir biseksual (setiap orang memiliki seks hormon seks pria dan wanita).- mempunyai rasa tertarik terhadap sejenis maupun lawan jenis. Pada umumnya kecenderungan maskulin terdapat pada laki-laki dan feminim pada perempuan, sehingga mereka menjadikan lawan jenis sebagai pasangan.
Fase Laten/ Latency (usia 5/6-12/13 tahun)
        Di usia 5 tahun sampai remaja, anak mengalami periode peredaan impuls seksual yang disebut periode laten. Menurut Freud, peredaan impuls seksual dikarenakan tidak adanya daerah erogen baru, sehingga fase laten lebih sebagai fenomena biologis. Pada fase ini anak mengembangakan kemampuan sublimasi, yaitu mengganti kepuasan libido dengan kepuasan non seksual, khususnya dalam bidang intelektual, atletik, keterampilan, dan hubungan dengan teman sebaya. Fase ini juga ditandai dengan percepatan pembentukan superego , sehingga anak lebih mudah mempelajari sesuatu dibandingkan masa sebelumnya dan sesudahnya (masa pubertas).
Fase Genital (usia 12/13 tahun- dewasa)
        Fase ini dimulai dari perubahan biokimia dan fisiologi dari diri remaja. Seperti pertumbuhan tanda-tanda sekunder (suara, rambut, buah dada, dll)dan pertumbuhan tanda seksual primer. Impuls pregenital bangun kembali aktivitas dinamik untuk diadaptasi agar perkembangan kepribadian stabil. Pada fase falis, kateksis genital mempunyai sifat narkistik dimana individu mempunyai kepuasan dari  perangsangan dan manipulasi dari tubuhnya sendiri. Pada fase genital, impuls seks disalurkan ke obyek di luar, seperti berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan, dan keluarga.
       Fase genital berlanjut sampai orang tutup usia, dimana puncak perkembangan seksual dicapai ketika orang dewasa mengalami kemasakan kepribadian. Ini ditandai dengan kemasakan tanggung jawab seksual sekaligus tanggung jawab hubungan sosial, dan mengalami kepuasan melalui hubungan cinta heteroseksual. Enerji psikis yang awalnya dipakai untuk mengontrol libido kini dipakai untuk aktif menangani masalah-masalah kehidupan dewasa, belajar bekerja, menunda kepuasan dan lebih bertanggung jawab.


Aplikasi
      Aplikasi psikoanalisis bervariasi, yang terpenting diantaranya adalah psikopatologi, psikoterapi, psikosomatis, dan pengasuhan anak. Namun pada dasarnya psikoanalisis dapat memberi sumbangan dalam berbagai bidang kemanusiaan seperti masalah persekolahan, narapidana, kemiliteran, advertensi, sosial-antropologi , kreativitas, seni, dsb.
Psikopatologi
      Psikopatologi sebagai masalah perkembangan akibat gangguan semasa melewati tahap-tahap psikoseksual. Gangguan pada masa awal perkembangan akan menjadi persitiwa traumatik yang pengaruhnya terasa sampai dewasa. Orang dewasa yang fondasi kepribadiannya lemah dapat mengalami psikopatologi. Dinamika jiwa menurut psikoanalisis pada beberapa jenis psikopatologi :
1.      Histeria (conversioon disorder), kelumpuhan tanpa sebab fisik, melainkan adanya transformasi dari konflik psikis menjadi malfungsi fisik. Misal remaja menjadi tuli karena keluarganya yang sangat keras dalam mengkritik atau memarahi dirinya tanpa alasan yang jelas.
2.      Fobia, ketakutan yang sangat dan tidak pada tempatnya, sebagai dampak dari kecemasan yang dialihkan akibat dari peristiwa traumatik. Misalnya wanita yang fobia naik kapal, karena pernah mengalami perkosaan di atas kapal.
3.      Obsesi-kompulsi, mempunyai tema yang bervariasi. Tema kebersihan, penyakit, kekejaman yang dilatarbelakangi oleh konflik sosial pada fase anal. Misal , karena kencing sembarangan seorang ayah menakuti anaknya dengan pisau yang kebetulan dibawanya. Sehingga pada masa dewasa dia menjadi ayah yang terobsesi membunuh anak yang dicintainya.
4.      Depresi, perasaan tidak mampu, tidak kompeten, kehilangan harga diri, dan merasa bertanggung jawab atas semua kejadian buruk (pada dirinya dan lingkungannya). Misalnya marah kepada diri sendiri karena kehilangan orang yang dicintainya.
5.      Ketagihan obat/alkohol, adiksi yang dilatarbelakangi oleh insting mati. Adiksi menjadi salah satu cara mengalahkan kontrol superego. Orang menjadi bebas mendapatkan apa yang diinginkannya.
       Aplikasi psikoanalisis yang terpenting adalah psikoterapi.  Yang bertujuan untuk memperkuat ego sehingga mampu mengontol impuls insting dan memperbesar kapasitas individu untuk mencintai dan berkarya. Teknik yang dipakai dalam psikoterapi yaitu :
1.      Asosiasi bebas, klien selama sesi terapi mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya. Ada tiga asumsi yang menjadi dasar free asociation, yaitu (1) apa saja yang dikatakan dan dilakukan seseorang sekarang mempunyai makna dan berhubungan dengan perkataan dan perbuatannya dimasa lalu, (2) materi tak sadar berpengaruh penting terhadap tingkah laku, dan (3) materi tak sadar dapat dibawa ke kesadaran dengan mendorong ekspresi bebas setiap kali mereka muncul ke dalam fikiran.
2.      Analisis mimpi, mimpi adalah ungkapan isi-isi tak sadar karena turunnya kontrol kesadaran ketika tidur. Klien akan melaporkan apa yang dimimpikannya dalam asosiasi bebas, dan menjadi bahan yang kaya untuk analisis terapis.
3.      Freudian slip, meliputi salah ucap, salah membaca, salah dengar, salah meletakkan obyek, dan tiba-tiba lupa. Itu merupakan bukan sebuah kebetulan tetapi kejadia yang dipengaruhi oleh insting ketidaksadaran.
4.      Interpretasi, mengenalkan kepada klien makna yang tidak disadarinya dari fikiran, perasaan dan keinginannya.
5.      Analisis resistensi (pertahanan klien), analisis mengungkap unsur yang penting dari masalah yang ingin disembunyikan klien.
6.      Transference, pengungkapan isi-isi ketidaksadaran yang tersimpan sejak anak-anak.
7.      Working through, terus menerus mengidentifikasi masalah klien, mengulang resistensi dan transferensi, pada seluruh aspek pengalaman kejiawaan.
Psikosomatis
         Psikosomatis adalah patologi organik yang diawali atau kemudian gejalanya diperberat oleh stimulasi lingkungan nonpatologik. Seperti gangguan alergi, eksim, asma, diare yang psikosomatis, ketika diobati akan sembuh tetapi tidak sempurna atau mudah kambuh. Psikoanalisis mengungkap akar masalah psikis yang melatarbelakangi penyakit itu, dan membantu pengobatan dengan psikoterapi agar kesembuhan menjadi permanen.
Pengasuhan Anak
      Perkembangan masa kecil merupakan fondasi kepribadian, umunya diterima dengan berbagai variasi. Kepribadian anak tidak lepas dari pengasuhan orangtua, sehingga psikoanalisis mendorong orangtua untuk menghindari kemungkinan terjadinya frustrasi pada anak. Jangan ada frustrasi dan konflik agar terhindar dari patologi psikis. Lakukan toilet training dengan lembut, menanamkan moral secara bijak, lakukan peran seksual pada saat yang tepat agar kepribadian anak berkembang sempurna.

Evaluasi
       Teori psikoanalisis Freud menjadi paradigma psikologi kepribadian, dan terapan psikoanalisis dalam terapi jiwa menjadi primadona sampai sekarang. Pengamatan yang dilakukan Freud sangat teliti, disiplin dan berani dalam mengembangkan fikiran. Sumbangan utama Freud adalah menyumbangkan bahwa proses tak sadar mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap tingkah laku. Aplikasi teori Freud di bidang psikopatologi, psikoterapi dan pengasuhan anak sampai sekarang masih dirasakan pengaruhnya. Odipus kompleks salah satu konsep Freud yang banyak menentang karena tidak mungkin dibuktikan memakai kaidah eksperimen ilmiah. Tetapi terbukti dapat membantu mengobati gangguan neurotik pada banyak penderita.
      Kritik terhadat teori Freud sangat banyak, dan kritik yang paling serius adalah teori Freud tidak dikembangkan memakai metoda ilmiah. Tanpa definisi operasional, tanpa eksperimen dengan kelompok kontrol, tanpa pengukuran kuantitatif, dan tanpa bukti saling hubungan antar gejala, nilai prediktif dari teori Freud meragukan. Eysenck menganggap psikoanalisis bukan ilmu melainkan sekedar cara untuk menginterpretasi suatu peristiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar