Selasa, 25 Oktober 2016

Teori Kepribadian Alfred Adler




Alfred Adler

A.     Biografi Singkat
Alfred Adler dilahirkan di Wina pada tanggal 9 Februari 1870, Adler menyelesaikan studinya dalam lapangan kedokteran di Universitas Wina tahun 1895. Awalnya Adler bekerja sama dengan Freud, dia juga menjadi presiden Masyarakat Psikoanalisis Wina. Namun ada ajaran freud yang membuat dirinya tidak cocok sehingga Adler mengembangkan pendapatnya sendiri yang menyimpang dari  pendapat Freud. Salah satunya adalah Adler lebih menekankan kepada dorongan sosial dan pikiran sadar dibanding insting dan pikiran bawah sadar.
 Dia mengundurkan diri dari jabatan sebagai presiden Masyarakat Psikoanalisi Wina pada tahun 1911. Adler kemudian mendirikan aliran baru yang diberi nama “individual psychology”.
Sejak tahun 1935 adler tinggal dan menetap di Amerika Serikat kemudian dia melanjutkan prakteknya sebagai ahli penyakit syaraf dan menjadi guru besar dalam psikologi medis di Long Island College of Medicine. Adler meninggal pada tahun 1937. Pengaruh individual psychology cukup luas, di Amerika ajaran ini mempunyai pengaruh yang besar dan tetap terpelihara karena adanya “The American Society of Individual Psychology” yang mempunyai majalah sendiri yaitu The American Journal of Individual Psychology.

B.     Pokok-Pokok Teori Alfred Adler
1.      Individu sebagai pokok persoalan
Adler memberi tekanan kepada pentingnya sifat khas (unik) kepribadian, yaitu individualitas, kebulatan serta sifat-sifat pribadi manusia. Menurut Adler tiap orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, sifat-sifat, serta nilai-nilai yang khas. Perilaku tiap orang menunjukkan corak khas gaya kehidupannya yang bersifat individual.

2.      Pandangan Teleologis: Finalisme Semu
Adler mengambil ajaran filsafat positivisme idealistis yang bersifat pragmatis dan disesuaikan dengan pendapatnya sendiri. Adler menemukan bahwa manusia lebih didorong oleh harapan-harapan terhadap masa depan daripada pengalaman-pengalaman masa lampaunya. Tujuan itu tidak ada di masa depan sebagai bagian daripada suatu rancangan teleologis, melainkan ada secara subjektif (dalam diri si subjek) pada wakru kini sebagai keinginan atau cita-cita yang mempengaruhi tingkah laku dewasa ini. Jadi, segala aktivitas proses psikis ditentukan oleh motif-motif tertentu, juga apabila motif-motif ini tidak disadari oleh yang bersangkutan. Tiap orang mempunyai Leitlenie, yaitu rancangan hidup rahasia yang tidak disadari, yang diperjuangkannya terhadap segala rintangan. Tujuan yang ingin dikejar manusia mungkin hanya suatu fiksi, yaitu suatu cita-cita yang tidak mungkin direalisasikan, namun merupakan pelecut yang nyata bagi usaha manusia, dan karenanya merupakan sumber keterangan bagi tingkah lakunya. Orang yang normal dapat membebaskan diri dari fiksi ini, sedang orang yang neurotis tidak.

3.      Dua Dorongan Pokok
a.       Dorongan kemasyarakatan yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan  masyarakat.
b.      Dorongan keakuan, yang mendorong manusia  bertindak untuk kepentingan diri sendiri. Dorongan agresif lebih penting daripada dorongan seksual. Kemudian nafsu agresif (Geltungstriep} diganti dengan keinginan berkuasa (Wille Sue Macht),  dan lebih kemudian lagi hal ini digantinya dengan dorongan untuk superior, dorongan untuk berharga, untuk lebih sempurna. Dorongan untuk berharga ini adalah hal yang ada dalam diri subjek sejak lahir sampai mati yang membawa pribadi dari satu fase ke fase selanjutnya.

4.      Rasa Rendah Diri dan Kompensasi
Adler meyakini bahwa manusia dilahirkan disertai dengan perasaan rendah diri. Seketika individu menyadari eksistensinya, ia merasa rendah diri akan perannya dalam lingkungan. Individu melihat bahwa banyak makhluk lain yang memiliki kemampuan meraih sesuatu yang tidak dapat dilakukannya.
Adler menyelidiki tentang orang-orang yang sakit menderita di daerah-daerah tertentu pada tubuhnya. Menurutnya pada daerah-daerah tersebut terdapat kekurangan kesempurnaan atau minderwertingkeit (inferiority), baik karena dasar maupun karena kelainan dalam perkembangan. Kemudian orang yang mempunyai organ yang kurang baik tersebut berusaha mengkompensasi dengan cara melakukan latihan-latihan yang intensif. Adler kemudian memperluas pendapatnya tentang rasa rendah diri itu: pengertian ini mencakup segala rasa kurang yang timbul karena ketidakmampuan psikologis atau sosial yang dirasa secara subyektif, ataupun karena keadaan jasmani yang kurang sempurna. Adler berpendapat bahwa rasa rendah diri itu bukanlah suatu pertanda ketidaknormalan, melainkan justru merupakan pendorong bagi segala perbaikan dalam kehidupan manusia. Dalam keadaan normal rasa rendah diri merupakan pendorong ke arah kemajuan atau kesempurnaan (superior). Menurut Adler tujuan manusia bukanlah mendapatkan kenikmatan, akan tetapi mencapai kesempurnaan.

5.      Dorongan Kemasyarakatan
Dorongan kemasyarakatan merupakan dorongan untuk membantu masyarakat guna mencapai tujuan masyarakat yang sempurna. Dorongan kemasyarakatan dibawa sejak lahir yang pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Namun kemungkinan hidup bermasyarakat tidak langsung nampak melainkan harus ada latihan maupun bimbingan.
Dari perkembangan teori Adler dapat digambarkan sebagai berikut:
a.       Mula-mula manusia dianggap didorong oleh dorongan untuk mengejar kekuatan dan kekuasaan sebagai lantaran untuk mencapai kompensasi bagi rasa rendah dirinya.
b.      Selanjutnya manusia dianggapnya didorong oleh dorongan kemasyarkatan yang dibawa sejak lahir yang menyebabkan dia menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
Dorongan kemasyarakatan menggantikan dorongan kekuatan. Namun, kedua dorongan pokok yaitu dorongan keakuan dan dorongan kemasyarakatan, kedua-duanya adalah penting.

6.      Gaya Hidup, Leitlinie
Gaya hidup adalah prinsip yang dapat dipakai landasan untuk memahami tingkahlaku seseorang. Dengan melihat gaya hidup, akan diketahui sifat khas dari seseorang. Tiap orang mempunyai tujuan sama untuk mencapai superioritas atau kesempurnaan, namun cara yang digunakan tiap individu berbeda-beda.  Adler menyebutkan hal ini sebagai gaya hidup (Style of Life). Tiap tingkah laku orang tentu membawakan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang terbentuk antara usia tiga sampai lima tahun, dan selanjutnya segala pengalaman dihadapi serta diasimilasikan sesuai gaya hidup yang khas. Dengan gaya hidup yang khas membuat tiap-tiap individu mempunyai gaya hidup yang tidak sama sekalipun pada orang kembar. Hal ini dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri yang dibawa individu sejak lahir dan faktor lingkungan yang datang dari luar diri individu sehingga dengan adanya perbedaan tersebut membuat manusia tidak ada yang berperilaku sama.
Gaya hidup cenderung konstan sehingga tidak dapat diubah, hanya pengekspresiannya saja yang menunjukkan adanya suatu perubahan. Berkaitan dengan perkembangan dan kekuatan yang mempengaruhi gaya hidup, menurut Adler dapat dipelajari dengan meyakini bahwa perasaan rendah diri itu bersifat universal pada semua manusia, dan berikutnya karena adanya usaha untuk mencapai superioritas. Akan tetapi ada karakteristik umum yang berasal dari sumber lain di luar dirinya yang turut menentukan keunikan kepribadian individu, yakni kehadiran kondisi sosial, psikologis, dan fisik yang unik pada setiap manusia. Faktor  khusus yang dapat menyebabkan gaya hidup salah adalah pengalaman masa kecil, banyaknya saudara, dan urutan dalam keluarga. Adler juga menemukan tiga faktor lainnya yang dapat menyebabkan gaya hidup keliru dalam masyarakat yaitu anak-anak yang dimanja, terlalu dikeras, dan anak-anak yang diacuhkan oleh orang tuanya.


7.      Diri yang Kreatif
Diri yang kreatif adalah penggerak utama, pegangan filsafat, sebab pertama dari semua tingkah laku. Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoris kepribadian (Awisol, 2005 : 98). Diri kreatif memberi arti kepada hidup, yang menetapkan tujuan serta membuat alat untuk mencapainya. Dengan prinsip ini Adler ingin menjelaskan bahwa manusia adalah seniman bagi dirinya.

C.     Arti Psikologi Individual
Psikologi individual mempunyai arti yang penting sebagai cara untuk memahami tingkah laku manusia. Aliran ini tidak memberikan susunan yang teliti mengenai struktur, dinamika serta perkembangan kepribadian, tetapi mementingkan perumusan petunjuk-petunjuk praktis untuk memahami sesama manusia. Dalam praktek pendidikan teori Adler mempunyai peranan penting sebagai berikut:
1.      Penentuan tujuan-tujuan yang susila, seperti:
a.       Keharusan memikul tanggung jawab
b.      Keberanian menghadapi kesukaran-kesukaran hidup
c.       Mengikis dorongan keakuan dan mengembangkan dorongan kemasyarakatan
d.      Menyelami diri sendiri dan membuka kecenderungan-kecenderungan egoistis yang tersembunyi.
2.      Optimisme dalam bidang pendidikan
Beberapa keberatan terhadap teori Adler dilancarkan yaitu kehidupan jiwa dipandang terlalu sederhana dan arti dasar keturunan dipandang sangat kecil sedangkan lingkungan dianggap mempunyai pengaruh yang besar. Hal ini berguna bagi praktek pendidikan akan tetapi secara teori mudah mendapat tantangan.

D.     Pengaruh Adler
Pengikut Adler yang bernama Fritz Kunkel mempunyai pengaruh yang besar dalam psikologi individual. Kunkel mempunyai pengertian-pengertian pokok sebagai berikut:
1.      Dua Dorongan pokok
Kunkel berpendapat bahwa kehidupan jwa adlah dinamis,dan dinamika ini dikarenakan oleh adanya dua dorongan yang saling bertentangan yaitu:
a.       Dorongan keakuan (inchhaftigkeit atau unsachlichkeit) dorongan untuk mengabdi kepada diri sendiri.
b.      Dorongan kekitaan (Wirhaftigkeit atau Sachlichkeit) doorngan untuk mengabdi kepada umum atau dunia luar dirinya.
Kedua golongan tersebut adanya dalam diri orang berbanding terbalik sesamanya, artinya makin besar dorongan keakuan berarti makin kecil dorongan kekitaan, dan sebaliknya.

2.      Termometer Penilai Diri
Termometer penilai diri merupakan sebuah gambaran yang menunjukkan adanya hubungan antara kedua dorongan pokok dalam diri manusia. Garis yang tegak lurus menggambarkan sesuatu yang bersangkutan dengan dorongan keakuan. Derajat-derajat di bawah nol menggambarkan rasa rendah diri, sedangkan derajat-derajat di atas nol menggambarkan usaha ke arah superioritas. Garis yang mendatar menggambarkan dorongan kekitaan, sedangkan lingkaran-lingkaran yang bergaris tengah menggambarkan daerah gerak individu dengan sesama manusia.
Hukum psikis yang berlaku  adalah
a.       Makin besar (dalam) rasa rendah diri makin besar usaha memegahkan diri, dan sebaliknya. Misal: rasa rendah diri -40 maka usaha untuk memegahkan diri +40.
b.      Makin besar dorongan keakuan makin kecil dorongan kekitaan serta daerah gerak dalam masyarakat, dan sebaliknya. Misal dorongan keakuan berdaerah -40 - - - +40 dorongan kekitaan akan berdaerah a - - - b.
Secara teori ada dua sikap hidup yang ekstrim yaitu:
a). Garis tegak lurus tak terhingga dan garis serta lingkungan mendatar lenyap sehingga hanya merupakan titik, orang dengan keadaan ini mempunyai sikap yang hanya berhubungan dengan dirinya sendiri, dan tidak memiliki relasi dengan orang lain. Misalnya orang sakit jiwa
b). Garis serta lingkaran mendatar tak terhingga sehingga garis tegak lurus melenyap, orang dengan keadaan ini segala sikapnya berdasarkan dorongan kekitaan. Sedangkan dorongan keakuannya tidak ada. Misal: orang keramat.

3.      Apersepsi Bertendes dan dresat
a.       Apersepsi bertendens yaitu suatu tendens yang menyebabkan orang menyimpang dari kenyataan dalam mengadakan apersepsi. Untuk memepertahankan rasa aku serta paham hidup perseorangan, dengan tak sengaja orang menghubungkan segala yang dihadapinya dengan akunya, dia memandang segala sesuatu dengan ichhafte Brille, sehingga pandangannya menyimpang dari kenyataan. Apersepsi bertendens dapat makin mendalam dan menghasilkan dresat.
b.      Dresat adalah kebiasaaan memandang segala sesuatu dari sudut tertentu dan besifat beku,nampak sebagai dresur. Dresat besifat memaksa kepada penderitanya sebagai hukum alam, menekan kebebasan batin dan mendorong ke arah ketidakberanian.

4.       Umfinalisierung
Umfinalisierung merupakan suatu perbuatan yang dilakukan namun tidak sesuai dengan semestinya, secara nyata menuju ketujuannya, tetapi ada pengaruh yang berhubungan dengan penghargaan dari orang lain, demi kepentingan diri sendiri. Misalnya seseorang yang memberi sumbangan untuk pembangunan Masjid, namun bukan karena kedermawanannya melainkan agar dipuji oleh masyarakat setempat.

5.      Lingkaran setan (Teufelkreis) dan proses pencernaan (Klarungs prozez)
Dorongan keakuan yang terlalu mengikat membuat seseorang tidak berani menghadapi kenyataan yang sebenarnya. Hal ini membuat seseorang merasa rendah diri sehingga terdorong untuk berusaha menutup kekurangannya atau disebut dengan mencapai kompensasi. Namun apabila usahanya gagal maka rasa rendah dirinya semakin dalam sedangkan usaha untuk kompensasi menjadi kuat sehingga rintangan menjadi lebih besar dan akibatnya seseorang akan lebih banyak menghadapi kesukaran-kesukaran. Hal ini membuat daya penyesuaiannya semakin kecil dan secara psikologis ruang hidupnya menjadi bertambah sempit.
Kejadian ini membuat seseorang  merasa seakan dikelilingi oleh sesuatu hal menakutkan yang semakin lama bertambah membuat ruang hidupnya menjadi sempit. Seseorang ini akan merasa terkurung dalam sebuah kesukaran, hal inilah yang disebut dengan lingkaran setan. Saat telah mencapai taraf kritis individu akan sadar akan kesesatannya, hal ini yang disebut proses pencerahan. Proses pencerahan ini melewati beberapa fase:
a.       Fase pertama adalah fase mendapatkan pengertian yang benar atau Einsicht mengenai diri sendiri.
b.      Fase berikutnya adalah berani menghadapi kenyataan hidup yang sewajarnya, fase mengakui kesesatan diri, fase Eingestadnis meniadakan menolak pada diri sendiri.

E.      Penerapan Psikologi Individual
1.      Konstelasi keluarga
Mencakup urutan kelahiran, gender dari saudara kandung, dan rentang usia diantara mereka. Menurut Adler, anak sulung memiliki perasaan berkuasa, superioritas yang kuat, kecemsan tinggi, dan kecenderungan over protektif. Jika anak sulung berusia 3 tahun atau lebih ketika adiknya lahir, maka mereka akan menggabungkan peristiwa ini kedalam gaya hidup sebelum adiknya lahir. Contoh: Jika gaya hidupnya berpusat pada diri, maka kemungkinan ia akan mengembangkan permusuhan dan kemarahan pada adiknya yang baru lahir. Namun, jika gaya hidupnya kerjasama, maka ia akan menerima adik tersebut.
Akan tetapi jika adiknya tersebut lahir sebelum ia beusia 3 tahun, maka rasa permusuhan tersebut akan tumbuh dengan sendirinya.

 2.       Ingatan masa kecil.
Menurut Adler, ingatan masa kecil membuat gaya hidup konsisten saat ini. Contohnya Adler ingat akan masa kecilnya yang sering sakit sedangkan kakaknya cenderung lebih sehat darinya. Hal ini menunjukkan bahwa Adler mempunyai pandangan yang lemah pada dirinya, namun dia mampu berjuang mengalahkan musuh terberatnya yaitu penyakit yang dideritanya. Disatu sisi hal ini juga mengingatkan kepada Adler bahwa dia dapat sembuh mengalahkan penyakitnya karena adanya pertolongan dari orang lain.

3.       Mimpi
Mimpi memang tidak dapat digunakan untuk meramalkan masa depan. Namun dengan mimpi dapat digunakan untuk mengatasi masalah di masa depan.

4.       Psikoterapi
Menurut teori Adler, psikopatologi timbul dari rasa kurangnya keberanian, adanya pandangan yang lemah pada dirinya sendiri, dan minat sosial yang tidak berkembang.
Sehingga tujuan utama psikoterapi menurut Adler adalah untuk menumbuhkan rasa keberanian dan minat sosial. Dalam melakukan psikoterapi Adler berperan sebagai rekan yang menyenangkan, tidak banyak memberi nasehat, dan menjujung tinggi nilai-nilai hubungan dengan sesama manusia.















Daftar Pustaka:

-          Suryabrata. 2011. Psikologi kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
-          Pervin, Cervone, & John. 2004. Psikologi kepribadian. Jakarta: Prenadamedia Group.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar